Minggu, 27 Mei 2012

4

"Enjoy your special trip. Inget, dia punya orang lain. Jangan diapa-apain."

Begitulah bunyi sms yang masuk saat gw sedang berada dalam perjalanan ke Jakarta.

Ya. Alhamdulillah proposal PR buatan gw, dia, dan laki-laki ga penting berhasil menjadi proposal terbaik keenam dari duapuluh sembilan peserta. Alhasil kita bertiga berhasil melenggang ke UI sebagai salah satu finalis untuk menyelesaikan babak berikutnya.

"Ya, kebetulan gw ga bawa kondom." balas gw sekenanya.

Satu pertanyaan besar yang engga terjawab adalah... kenapa banyak orang ngira gw bisa ngapa-ngapain dia?


Apakah gw sekeren itu sampai gw keliatan kayak bisa seenaknya ngapa-ngapain ke siapa-siapa?

Di kereta itu, jangankan ngapa-ngapain, ngobrol aja enggak. Dia sibuk galau gara-gara mantannya. Dia bahkan minjemin novelnya ke gw supaya gw diem. -___-

Gimana ya, gw gak berharap dengan ke Jakarta bareng dia bisa tiba-tiba ninggalin pacarnya dan jatuh ke pelukan gw. Tapi seengganya, gw pengen selama di Jakarta gw dan dia bisa bersenang-senang.

Fiuh, jauh panggang dari api. Yang ada, selama di perjalanan dan di hotel, dia memandang gw sebagai partner secara profesional. Setiap gw ngelawak, dia marah dan mendengus "serius, ah!". Percakapan terbatas pada hal-hal yang berkaitan dengan lomba. Dan yang paling parah, dia malah sibuk curhat tentang pacar dan mantannya ke si laki-laki gak penting.

Well, it's really get on my nerve.

Akhirnya, saat malam tiba dan kebetulan gw berdua doang di ruang tertutup sama dia, gw melakukan sesuatu yang tidak sopan. Dan, tentu saja, dia marah. -_-

Begitulah sisi kelam dari Jakarta.

Sisi terangnya?

Hotelnya bagus, universitasnya canggih, temen-temen (saingan) dari universitas lain asik diajak berteman, dan yang paling penting...

LO-nya cantik, bung. Namanya Mutia. Kalau dia masuk ilmu komunikasi UGM, mungkin dia jadi gadis paling cantik nomer tiga. Pada hari kedua, berkat beberapa peristiwa kebetulan, gw berhasil menjadi agak dekat dengan dia. Kita mulai bisa ngobrol tentang banyak hal dan tertawa tentang banyak hal. Yeah, selain cantik dia juga smart, manis, lucu, dan.... udah punya pacar. Anak teknik UGM pula pacarnya.

Nevertheless, Mutia adalah salah satu bukti bahwa meskipun galau, I'm still sharp.

Terakhir, hal yang paling berkesan dari UI tidak datang dari dia atau dari Mutia. Tapi datang dari Jas Almamater UGM.

Yak, jaster ini kekuatannya emang kerasa sekali. Setiap gw memakai jaster tersebut, gw bisa ngerasain semua orang ngelirik dengan mata yang kagum dan saling berbisik "wah, dari UGM."

Padahal, saudara-saudara, gw cuma keenam. Rasanya malu banget sumpah diliatin dan dianggap pinter saat gw cuma jadi keenam. Saat gw cuma jadi mediocre.

Besoknya...

Tidak ada komentar: