Sistemnya sederhana. Skor satu diberikan pada orang dengan bentukan dan sumber daya yang sebanding sama Hunchback of Notredame, sementara skor sepuluh diberikan para orang yang kaya, tampan, baik, dan sempurna. Skor dua sampai sembilan ada diantara kedua ekstrim tersebut.
Kenapa skor ini kemudian penting? Karena ada satu aturan penting yang harus diingat.
Orang yang aman untuk dicintai berada dalam range dua tingkat diatas atau dua tingkat dibawah kamu. Kalau terlalu atas, cinta kamu gak bakal kesampaian. Kalau terlalu bawah, cinta kamu bisa kesampaian tapi dalam hitungan detik kamu bakal muak sama pasangan kamu.
As for my self, I'm a four. Skor gw 4. Artinya, cewe yang aman untuk gw cintai adalah cewe yang skornya 2, 3, 4, 5, dan 6.
Tapi tentu saja bukan itu yang terjadi.
Dulu, waktu SMP, gw pernah ikut study tour ke Dufan, Seaworld, Ancol, dan sekitarnya. Di perjalanan pulang, untuk pertama kalinya dalam sejarah, gw ngegodain cewe. Kita duduk sebelahan, kita ngobrol, gw bikinin dia puisi aneh, gw ketawa bareng dia, dst dst.
Cewe itu namanya Bunga. Skornya 9.
Skor gw waktu SMP dulu mungkin cuma 2. Artinya, ada selisih 7 angka antara gw dan bunga. Tapi coba tebak,
Gw berhasil.
Untuk semalam itu, di perjalanan pulang Jakarta - Sukabumi, gw yakin bahwa gw berhasil bikin Bunga suka sama gw.
Tapi kelanjutannya adalah sebuah lawakan yang sangat menyedihkan. Tak perlulah gw ceritakan detailnya, intinya gw ngacauin segalanya. Dalam waktu satu minggu, perasaan Bunga ke gw berubah 180 derajat dari suka menjadi ilfil abis.
Kesimpulannya? Gw adalah seorang pria yang diberkahi bakat untuk melompati margin skor yang sangat besar, gw bisa bikin cewe yang skornya jauh lebih tinggi suka sama gw, tapi pada saat yang bersamaan... gw diberkahi bakat yang gak kalah besar untuk merubah cewe yang suka sama gw menjadi ilfil atau muak atau benci. Radikal, kan?
Setaunan yang lalu, waktu skor gw naik setingkat menjadi 3, gw mengulangi keajaiban ini. Ceritanya gw berteman dengan seorang cewe yang skornya 9. Semakin hari kami semakin akrab... semakin akrab... semakin akrab... sampai pada satu titik gw yakin bahwa dia suka sama gw.
Well, gak begitu yakin sih...
Yang gw tau, waktu di pelajaran Psikologi Komunikasi mas Widodo ngejelasin tentang 'bahaya memendam perasaan', gw dan dia langsung saling bilang "Aku sayang kamu."
Yang gw tau, ada malam-malam dimana kita duduk berdua buat curhat masalah masing-masing. Waktu itu, karena dia punya pacar dan karena seorang teman deket lain juga suka sama dia, gw bikin aturan yang menyatakan bahwa dia boleh nyender ke bahu gw, tapi harus dibatasi selama 10 detik doang karena ga enak sama pihak-pihak yang disebut diatas.
Biasanya gw yang jadi timekeeper. Ngitung keras-keras satu sampai sepuluh.
Tapi di satu malam, ketika dia nyender dan seperti biasa gw mulai ngitung "satu... dua... tiga... empat... lima... enam... tujuh... delapan... sembilan..."
...
...
...
Gak ada kata sepuluh yang terucap.
Dramatis ya?
Karena biasanya dia ke platinum sama gw.
Makanya rasanya agak tajam ketika gw ngeliat dia ngelus wajah pacar barunya.
Karena biasanya dia ngelus wajah gw.
Huah.
Kenapa jadi galau beneran ini. -_____-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar