“You are either born simple or born... me,” –Christina Yang (Grey’s Anatomy)
Roxanne: “You did it! You win!” Megamind: “I finally get a reason to,” –Megamind
Dear reader,
Waktu SMA, mata pelajaran Biologi merupakan mata pelajaran yang paling gw takutin. Ada sesuatu dalam pelajaran ini yang sukses membuat otak gw lari terbirit-birit. Ini, ditambah kemalasan gw untuk membaca dan menghapal, membuat bendera putih setengah tiang selalu terkibar setiap guru Biologi masuk kelas. Bahkan di akhir masa SMA, ketika perlahan-lahan gw mulai menguasai matematika, fisika, dan sedikit-sedikit kimia, gw masih sama sekali tidak memahami biologi. -,-
Ironisnya, biologi merupakan salah satu dari sedikit mata pelajaran yang mewajibkan para siswa untuk melakukan presentasi setidaknya sekali dalam setahun. Hasilnya bisa ditebak, ketika giliran presentasi kelompok gw tiba, untuk pertama kalinya dalam sejarah gw diabaikan sama sekali dalam proses pembuatan presentasi. Kemudian gw diberi bagian yang paling penting yang biasanya didelegasikan bagi anggota kelompok yang paling ‘pintar’: “kamu gak usah presentasi ya, ntar aja bagian jawab pertanyaan!”
Sialnya, ketika sesi tanya jawab dibuka, cewe yang gw gebet sejak smp mengacungkan tangannya, membuka bajunya, dan menanyakan pengaruh frekuensi cahaya matahari terhadap resepsi klorofil (presentasinya tentang fotosintesis). Sesuai kesepakatan, gw-lah yang harus menjawab pertanyaan tersebut. Sebenernya jawabannya ada di buku, tapi karena gw sama sekali gak menguasai materi ditambah gw gugup gara-gara yang nanya telanjang, jawaban yang gw berikan ‘agak’ kacau balau. Respon dia? Well, I could never forget the way she stares at me with campuran ekspresi kecewa dan merendahkan di mukanya. Never.
Setahun kemudian, datang lagi giliran presentasi. Setelah kegagalan spektakuler gw di presentasi fotosintesis, gw bertekad untuk melakukan presentasi kali ini dengan baik dan benar. “Paling tidak...” pikirku dalam hati, “...aku tak boleh membuat dia menatapku dengan ekspresi itu lagi.” Yang perlu diingat ya, teman-teman. Gw yang tiga tahun lalu enggak sama seperti gw yang sekarang. Back then, gw lebih jelek, gw lebih enggak pe-dean, gw sangat malu untuk tampil didepan umum, dan ‘pathos’ (image) gw adalah seorang anak dengan kecerdasan dibawah rata-rata yang enggak layak didengerin. Jadi, waktu itu, membuat dan melakukan presentasi dengan baik dan benar merupakan hal yang sangat sangat sangat sulit.
Nevertheles, I made it. Setelah berhari-hari melakukan riset, setelah berjam-jam ngedesain slide-show yang sederhana tapi brilian, setelah menulis dan melatih berkali-kali apa-apa aja yang gw omongin, presentasi gw yang kedua (tema-nya mutasi) berjalan dengan sukses. Gw menggunakan analogi persamaan matematika untuk menjelaskan kesalahan dalam transkripsi genetik yang bisa menyebabkan mutasi. Ini, ditambah slide-show gw yang simpel namun penuh dengan gambar-gambar ajaib dari Encarta serta penjelasan gw yang komperhensif dan tertata, membuat presentasi gw berhasil. Saking berhasilnya sampai-sampai sang guru biologi meminta gw untuk mengulang presentasi yang sama di kelas lain. Dan yang paling membahagiakan, dari awal sampai akhir presentasi, ekspresi kecewa nan merendahkan sama sekali tidak tampak di wajahnya. :)
Kesimpulannya? Gw adalah produk gagal. Gw ga bisa melakukan apapun, serta tidak pernah berkeinginan untuk bisa melakukan apapun. Gw selalu bingung kenapa orang-orang sangat ambisius dalam mengejar kehidupan, padahal kenyataannya kita semua bakal mati. Gw tahu orang-orang tersebut punya alasan tertentu untuk berjuang begitu keras, tapi gw ga tahu kenapa gw ga punya alasan tersebut. Ada orang yang alasan hidupnya berbasis ketuhanan, but I don’t really care about capital H-i-m. Ada orang yang mengejar kehidupan demi orang tuanya, but I don’t really want to make my parents proud or something like that. Etc, etc. Tapi anehnya, seperti yang diilustrasikan diatas, gw bakal melakukan sesuatu yang berat hanya demi menghapus ekspresi kecewa dan merendahkan dari orang yang (pernah) gw sukai (cintai?). So basically, satu-satunya alasan hidup yang gw miliki adalah obsesi akan cinta (alah).
Jadi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar