Minggu, 12 Oktober 2008

Dewasalah..

Remaja.. Saat tubuh kita tanpa bisa dihentikan terus meluncur menuju kedewasaan., 

saat tanpa bisa dikendalikan, orang-orang sekitar kita mulai memandang kita dengan lain.. mereka mulai berpikir kita sudah cukup dewasa untuk hidup, untuk tahu, untuk mengerti.. dan kita sendiri sebenarnya menuntut mereka untuk melihat kita sebagai orang dewasa., 

saat tanpa persiapan yang berarti, segudang masalah dan dua gudang tanggung jawab terus mengejar kita.. meneror pikiran, menyita waktu, dan menuntut perhatian ekstra untuk diselesaikan..

yeah., tanpa peringatan, tanpa aba-aba, tiba-tiba saja seluruh dunia menuntut kita untuk tampil dewasa,.. bahkan tak jarang kita sendiri yang menuntut dunia agar melihat kita sebagai orang dewasa..

padahal, harus diakui.. ego kita sebenarnya masih anak-anak.. selalu ada hal remeh yang mampu menggoreskan luka yang dalam di hati kita.. kita dengan mudahnya jatuh saat ada masalah yang menerpa.,



dengan mudahnya tetes air mata tumpah hanya karena cinta.. dengan mudahnya hati terbakar amarah ketika cemburu., padahal sebenarnya kita belum layak untuk mengerti cinta yang sesungguhnya.. padahal yang sebenarnya mengoyak-ngoyak hati kita cuma merupakan cinta semu.. palsu..

diamlah sejenak dan berpikir., coba bayangkan, ada berapa banyak sih cinta yang bertahan sejak firstlove hingga ke jenjang pernikahan? Nyaris tidak ada bukan? (quote: Andrea Hirata) jika kita sejenak saja mencoba untuk berpikir dewasa, seharusnya kita bisa mengerti.. cinta remaja ini hanya ilusi.. hanya permainan.. tidak akan abadi.. 

dewasalah..

hati kita bergolak ketika keinginan tidak dipenuhi.. amarah bergejolak saat ada aturan yang dibuat orang dewasa, yang membatasi gerak-gerik kita.. "Kita sudah dewasa!!" kita berteriak lantang, "Giliran kita untuk bebas dari aturan, dan membuat aturan sendiri sudah tiba!!" tuntut kita..

tapi sebenarnya, kita masih belum bisa berpikir jernih., tubuh kita memang sudah tumbuh melebihi tinggi orang-orang dewasa, namun ego kita masih labil.. kita terus menentang segala bentuk otoritas yang dianggap membelenggu kita., padahal untuk menentukan pengaruh  baik atau pengaruh buruk suatu otoritas saja kita tidak mampu.,

dewasalah..

kita masih remaja, oleh karena itu dewasalah.,

didedikasikan untuk dua orang teman, dan segudang mahluk pathetic lainnya

6 komentar:

Cakra mengatakan...

keren,, duh aki dah lama ga nulis juga neh,, bukannya ga ada ide,, cuman ga ada kemauan aja... hehe....

bro,, kirim tulisan ke JKU juga ok :)
jku_org@yahoo.com
diantos....

btw,, cuman satu post di homepage? sederhana,, tapi trik yg bagus bwt ngakalin space :)

keep up ur good works :)

Anonim mengatakan...

sip!!
bagus juga tulisannya..

Anonim mengatakan...

Hahah..
Cocok Bwt Refleksi Nih..
*Selagi Masih Remaja*
^_^
..
Nice Post..
xp

Anonim mengatakan...

Tua pasti dan dewasa merupakan pilihan... Tulisan Yang menarik.... thanks buat tulisannya!!

Anonim mengatakan...

bener banget, tp terkadang kedewasaan dlm berfikir dan bersikap tidak terikat oleh umur...

Salman Firdaus mengatakan...

@cakra
Hehe.. sama mas., saya juga kalo nulis masih mood-mood-an..

@johanis
thanx!

@freak
yaaa.. selagi..

@adamp1
yup, thanx balik..

@cewe cantik
makanya harus belajar dewasa,, hehe..