Kamis, 20 November 2008

Jangan Peduli

Cek postingan sebelum ini buat ngecek award.. lagi kebelet posting nehh.. jadi double post..

Insaf Santoso adala seorang pecundang. Dia guru matematika yang cerdas dan bersahabat, seorang suami dan ayah yang (terlihat) baik, dan seorang penganut islam yang taat. Tapi dimataku dia terlihat seperti pecundang.

Hari selasa kemarin, si pecundang, eh, Pak Insyaf ini memberi gw dan temen-temen sekelas gw sebuah pelajarang bagus. Pelajaran yang mengajari satu hal: 'Untuk Tidak Peduli'

Ya.. tidak pernah gw bayangkan sebelumnya bahwa 'tidak peduli', hal yang aku lakukan sebagai kebiasaan sehari-hari merupakan perbuatan yang memiliki sisi baik.

Menurut hemat Pak Insyaf. Setiap 'nyawa' yang dipaksa lahir di dunia ini memiliki potensi. Setiap janin yang lahir, memiliki bakat.. atau memiliki -apapun yang dibutuhkan- untuk menjadi manusia sekaliber Leonardo Da Vinci, Albert Einstein, atau bahkan Mathama Gandhi. Setiap nyawa, pasti memiliki salah satu atau lebih bakat yang cemerlang. Entah itu bakat linguistik, matematik, kitik-kitik, atau yang lainnya.

Lalu mengapa Fredy Merkuri menjadi gay?
Eh, maksud gw.. Mengapa hanya sedikit kepala yang bisa menjadi bintang?

Karena.. ketika setiap 'nyawa' diluncurkan ke dunia, mereka akan disambut oleh apa yang disebut 'ion negatif'. Ion negatif ini bisa berupa orang tua, saudara, lingkungan, atau apa saja yang berinteraksi dengan 'nyawa'  dan memberikan pengaruh buruk pada 'nyawa'.

Misalnya, anak-anak usia TK. Anak-anak yang sedang aktif mencari bakat dan minat dari dunia-nyata-barunya ini akan dijegal oleh hipnotis dari ion negatif dengan kata-kata:

-Anak-anak! Diam! Duduk yang rapi!
-Berisik! Jangan nanya-nanya terus! Emang udah dari sananya gitu!
-Kalo kamu ga bawel, mama kasih permen..
-dst.. dst..

Hanya karena satu alasan. Agar 'nyawa-nyawa' ini tidak merepotkan.

Pengaruh ion negatif terus berlanjut hingga kita dewasa.. bahkan hingga kita tua.. membuat kita minder, malu, rendah diri, bahkan bisa membuat kita bodoh.

Alhasil, Leonardo Da Vinci, Albert Einstein, dan Mathama Gandhi kecil ini pun tewas menggenaskan. Jauh sebelum sadar mereka berpotensi, bibit kesuksesan mereka telah terkubur dalam-dalam.

So how? karena bagaimanapun juga, ion negatif ini akan selalu ada. Bahkan, mungkin kita sendiri telah menjadi ion negatif bagi orang lain?

"JUST DONT CARE!!"

filter setiap ucapan yang masuk ke telinga kamu.. gak usah buang waktu untuk memperdulikan ucapan-ucapan ion negatif.

Ok? Got it?




2 komentar:

Arch Uria mengatakan...

Fwahh... akhirnya ujian selesai
blog gw terbengkalai
blog frost, makin berisi dgn cerita2 yg unik
@back to topic
yup, kebebasan adl kunci imajinasi dan kreativitas
kadang kala org takut mencoba gara2 omongan org laen yg kita kenal sbg ion negatif tsb
contoh: Aqua, air minum dlm kemasan
pertama kali Aqua didistribusikan di pasar banyak org mengejek, "buat apa ngejual air putih?"
tp pd akhirnya, kita bisa lihat betapa suksesnya Aqua skr
well, itu sedikit review dr gw ;)

Anonim mengatakan...

sebuah pertanyaan, kenapa dia disebut pecundang?? hehe... memang ga penting, cuman penasaran aja :)

btw, ini ada link bagus, recommended, at least bwt tambahan referensi.
The Path to Understand 9/11
sama
Mujahid atau Teroris?

tell me what u think :)

sebelumnya udh 2 kali coba di-post di komen fs, tapi koq ga ada terus ya??