Gw selalu terganggu oleh adanya ketimpangan antara kuliah periklanan dan public relation dalam jurusan ilmu komunikasi UGM.
Mata kuliah periklanan diampu oleh dosen-dosen yang memiliki kemampuan tinggi sementara mata kuliah public relation diampu oleh dosen yang jumlah dan kemampuannya terbatas.
Mata kuliah periklanan selalu berhasil menghadirkan kuliah-kuliah praktek dengan atmosfer kompetitif sementara mata kuliah public relation selalu terpaku pada metode kuliah berbasis ceramah.
It's not fair...
Mata kuliah periklanan diampu oleh dosen-dosen yang memiliki kemampuan tinggi sementara mata kuliah public relation diampu oleh dosen yang jumlah dan kemampuannya terbatas.
Mata kuliah periklanan selalu berhasil menghadirkan kuliah-kuliah praktek dengan atmosfer kompetitif sementara mata kuliah public relation selalu terpaku pada metode kuliah berbasis ceramah.
It's not fair...
Dan yang paling menyakitkan adalah...
Dalam setiap kompetisi periklanan, pasti ada wakil UGM yang meraih gelar juara. Sementara dalam kompetisi public relation? Belum pernah tuh ada gelar juara yang diraih.
Untuk mengatasi kebuntuan dalam bidang PR ini, gw dan beberapa teman berinisiatif untuk mendirikan BSO PR. Tujuannya sih sederhana, mbok ya kalau pendidikan formal dari jurusan engga bisa ngebawa anak-anak komunikasi menangin kompetisi PR, biar pendidikan non-formal aja yang ambil alih
Nah, ketika teman gw mengajukan ide tentang pembentukan BSO PR ini pada seorang dosen yang memiliki posisi strategis di jurusan, dosen tersebut berkata seperti ini:
"Sebenernya mahasiswa komunikasi UGM itu lebih pinter dibanding mahasiswa lainnya, cuma masalahnya kurang percaya diri aja."
Setelah itu, buaknnya membangun suatu badan untuk membuat mahasiswa komunikasi UGM lebih pintar, dosen tersebut malah membangun suatu badan untuk membuat mahasiswa komunikasi UGM lebih percaya diri.
*Facepalm*
Oke, mungkin gw cuma mahasiswa dan dia adalah dosen. Mungkin pengetahuan dan pengalaman dia lebih luas daripada gw. But I was there. Gw pernah ikut kompetisi PR nasional dan kenyataannya gak seperti yang dikatakan dosen tersebut.
Masalah mahasiswa komunikasi UGM adalah... kita terlalu bodoh. Bukan masalah percaya diri.
I mean, I am one of the brightest student here, but my ass get kicked pretty bad out there. Meskipun kelompok gw berhasil menyajikan presentasi yang bagus dan smooth banget... tapi kita kalah jauh di bagian kontennya.
Kalah jauh.
Habis lomba tersebut, gw sempet ngobrol dengan partner gw...
"Ternyata ada yang lebih hebat dari gw ya," kata gw.
"Banyak," balasnya.
Tapi kenapa dosen tersebut masih menganggap bahwa (dalam bidang PR) mahasiswa komunikasi UGM itu lebih pinter daripada mahasiswa universitas lain? Kenapa dosen tersebut tidak bisa sadar diri?
Apa susahnya sih sadar diri?
Sadar diri woi... cewe kayak dia terlalu tinggi buat anda.
Kekurangan anda tuh masih banyak. Sebelum kekurangan-kekurangan anda tersebut ilang... puas-puasin aja mimpiin dia.
Pecundang dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar