Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh para non-perokok adalah, "apa enaknya sih ngerokok?"
Jawabannya satu. Enak.
Tapi enak disini tidak bisa ditafsirkan secara harafiah semata. Beberapa rokok memang rasanya kayak lolipop -manis dan harganya seribuan- tapi banyak rokok lain yang rasanya pait blas.
Lalu kenapa ada orang yang suka sama rokok pait blas tersebut?
Karena rokok pait blas adalah barang yang dapat meringankan beban hidup. Sama seperti doa atau tuhan, tapi lebih praktis.
Dulu ada penelitian yang menunjukan bahwa wanita lebih memilih mengkonsumsi rokok berat (rokok pait blas) daripada rokok ringan (rokok lolipop). Padahal, produsen rokok awalnya merilis produk rokok lolipop buat wanita. Hasil penelitian ini sempat membuat bingung dunia persilatan.
Tapi sebenarnya alasannya sederhana. Wanita merokok karena mereka butuh sesuatu untuk meringankan beban hidup. Karena kalau mereka gak ngerokok, mereka bisa depresi dan bunuh diri. Sementara banyak pria yang merokok cuma buat bakar duit atau gaya-gayaan. Pria-pria seperti ini biasanya lari ke arah rokok lolipop. Oleh karena itulah rokok lolipop lebih banyak dikonsumsi oleh pria.
Beberapa bulan yang lalu, gw belajar buat ngerokok.
Awalnya iseng. Ada temen yang nawarin rokok, terus sisi keren dalam jiwa gw menyambut dengan tangan terbuka. Biasanya gw nolak, tapi waktu itu gw berada di fase anger sehingga ego dan superego mengalah dan id berkata dengan lantang: "Let's try this shit. You're already fucked anyway."
Awalnya cuma marlboro light. Bukan rokok lolipop, tapi bukan rokok berat blas juga.
Sejak saat itu, gw selalu dikasih rokok sama temen gw tersebut setiap ketemu. Sampai suatu hari, ada orang lain yang nawarin Gudang Garam.
Pas pertama kali nyoba, gw tau bahwa GG ini adalah partner yang gw butuhin. Rokoknya berat blas. Rasanya pait blas. Wanginya enak blas. Dengan kandungan tar dan nikotin yang jauh diatas rokok rata-rata, GG memiliki kemampuan menenangkan pikiran dan menetralisir emosi yang sangat tinggi.
Kemampuan inilah yang gw butuhin.
Waktu gw mulai nyoba GG, gw sedang berada dalam fase yang asburd. Di satu sisi, setelah peristiwa ini, gw tau masih ada harapan buat dapetin 'the one that get away'. Tapi masalahnya, saat itu gw sangat sensitif, sangat emosional, dan sangat mudah galau. Sementara untuk bisa memulai kampanye untuk mendapatkan dia kembali, emosi gw harus stabil.
Makanya saat ketemu GG, gw seneng banget. Inilah stabilizer emosi yang gw butuhin.
Sambil nyalain rokok, gw berpikir.
Gw mungkin gak kaya... gak punya mobil... heck, bahkan saat itu gw ga punya motor. Tapi gw tetep salah satu orang terkeren di dunia, kan?
Seiring dengan hembusan asap pertama, gw tersenyum sinis dan berbisik pada diri sendiri.
"Game on,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar