Tentu saja ada beberapa pengecualian, seperti salah seorang di kelas gw yang daftar di banyak universitas, dan semua universitas menyatakan dia layak masuk. Hell.. butuh kecerdasan dan kekayaan yang cukup untuk melakukan itu.
Anyway.. seperti dijanjikan, gw akan mengulas sedikit tentang ugm.
Kesan pertama gw saat jalan-jalan (dalam arti sebenarnya, jalan!!) keliling ugm adalah. Whew, ini bukan universitas, ini kota. Fakultas-fakultas berjejer dengan apik layaknya perkantoran, hampir setiap fakultas merupakan gedung mewah yang setara dengan gedung dprd di kota gw.
Ugm bahkan memiliki rumah sakit sendiri, yang dekat dengan fakultas kedokteran yang ga kalah mewah sama rumah sakit itu. Dan fakultas tekniknya itu loh... punya tower radio sendiri! Kerenn..
Dan meskipun fakultas fisipol (fakultas gw tu) terlihat menyedihkan, tapi ilmu komunikasi memiliki laboratorium tersendiri. Guess what, laboratorium gw tuh segede fakultas-fakultas orang!!
Bahkan kelinci playboy pun tahu, ugm menawarkan sejuta potensi. Mulai dari fasilitas yang lengkap, ukm yang menggigit dan semi profesional (which mean.. you're get paid), wanita-wanita jomblo yang jauh dari orang tua (=_+), dan hidup sendiri, tanpa ada penghambat kaya keluarga lagi. This is the real life, dude.
Enough with that, sekarang saatnya membahas penghuni-penghuninya. Jika berdasarkan tes masuknya, maka akan ada tiga golongan penghuni ugm.
Tes PBS hanya difokuskan pada tes potensi akademik dan sedikit tes wawancara. Yang menonjol dari pbs adalah, you need a lot of money. Mulai dari saat pendaftaran tes (memakan biaya hampir satu juta) hingga pendaftaran ulang (bisa puluhan juta) kocek orang tua harus di rogoh dalam-dalam. Artinya, penghuni ugm yang berasal dari pbs mungkin orang-orang yang cerdas (mungkin juga tidak), dan pastinya mereka kaya. Karena tes PBS hanya berupa tes potensi akademik, kemungkinan besar orang-orang pbs ini tidak begitu pintar di pelajaran-pelajaran pokok.
2. Utulers
Mengapa kita membutuhkan bimbel? karena sekolah dikenal dengan ketidakberdayaannya untuk menghadapi ujian-ujian universitas. Sekolah hanya mampu mengantarkan siswa sampai UAN (dan menyarankan menyontek pada murid-muridnya), sementara di dunia ujian universitas, pengetahuan dari sekolah tidak akan cukup. Utul, merupakan dunia yang sangat keras yang sama sekali lain dengan sekolah. Ibaratnya, apabila UAN adalah penjara alcartaz, maka Utul adalah neraka. Dibutuhkan kecerdasan, pengetahuan, bertahun-tahun belajar, dan keberuntungan untuk bisa menembus utul. Sebagai gantinya, tidak diperlukan banyak uang untuk bisa menembus utul. Mungkin hanya berkisar di angka 10 jutaan.
3. SMPTNers
Spesies paling tangguh. Smptn merupakan ujian universitas tersulit. Pesaing makin banyak, sementara kursi yang diperebutkan hanya tinggal sedikit. Jika seseorang mengikuti smptn, artinya dia gagal di tes-tes masuk universitas. Artinya smptn merupakan pertarungan terakhirnya, yang menentukan apakah selanjutnya dia berhasil masuk kuliah atau berakhir sebagai pengangguran. Biasanya, orang yang berhasil masuk smptn merupakan siswa yang biasa-biasa saja selama tiga tahun. Tapi kemudian, sejak dua bulan sebelum smptn, saat dia menyadari smptn merupakan kesempatan terakhirnya, dia berubah menjadi sosok cerdas luar biasa mengerikan yang dapat menjungkir balikan smptn.
That's all fella.. which are you in?
That's all fella.. which are you in?
2 komentar:
saya dulu masuk universitas saya lewat SPMB (mungkin sekarang yang namanya SMPTN - gila, suka banget berubah-ubah ini nama). btw, kuliah UMG ya? :)
waaa.. salah ketik. kuliah di UGM ya? :)
Posting Komentar