Rabu, 27 Mei 2009

Guilt.

Siapa yang salah, seseorang yang bersalah atau orang yang mendidik, yang bertanggung jawab terhadap 'si salah' itu?

Homo homini lupus, manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Paham ini adalah cap yang diberikan orang-orang sosialis terhadap para penganut kapitalis. Namun kadang, ungkapan ini juga berlaku dalam arti sebenarnya.

Ada saja manusia yang memburu manusia lain dalam bentuk membunuh, merampok, mencuri, memperkosa, dan banyak lagi. Ini seperti hukum alam. Sejak manusia pertama diturunkan, perbuatan-perbuatan serigala ini sudah populer.

Tidak ada gunanya membahas alasan mengapa manusia berlaku seperti serigala, pertanyaan ini sama saja seperti mengapa manusia melakukan s*x, mengapa saya tampan, mengapa paris hilton sering menelpon saya. Ini takdir, mau bagaimana lagi?

Kembali ke pertanyaan awal, siapa sebenarnya yang bersalah? Jika kalian menenggelamkan diri disini maka kalian akan sampai pada kesimpulan bahwa ada banyak pembunuh yang lahir di keluarga yang berantakan. Masa kecil mereka dipenuhi tragedi, mulai dari bully, pelecehan seksual, ayah pemabuk, ibu yang anti-tuhan, bahkan ada yang seluruh keluarganya dibantai oleh tentara musuh saat perang.

Ketika gw melihat masa lalu para pembunuh itu, gw sedikit memahami mereka. Maksudnya, siapapun, mulai dari sby, roy suryo, wiranto, dan terutama prabowo, jika mereka mengalami masa lalu sepahit para pembunuh tadi, maka ada kemungkinan besar mereka berakhir di tiang gantungan atau kursi listrik sebagai pembunuh.

Jadi sebenernya siapa yang salah?

Gary Ronald York and James Douglas Latham, spree killers who travelled from Florida to Utah

2 komentar:

Sari mengatakan...

Sebenernya, kamu mau ngomong apa siy? Ato cuma mau menyalahkan diri karena terlahir & berada di negara yang kebetulan sering ato malah carut marut bernama Indonesia?

Anonim mengatakan...

yang salah, kalo kita terlalu meributkan hal ini...
santai sajaaaa..